Sabtu, 15 Januari 2011

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PEMBUATAN KONTRAK BELAJAR SEBAGAI SEBUAH STRATEGI MANAJEMEN KELAS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GENTING BOYOLALI

GHUFRONUDIN
NIM K 8408043


PENDIDIKAN SOSIOLOGI - ANTROPOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan dasar atau jenjang Sekolah Dasar (SD) merupakan fondasi bukan hanya bagi pendidikan pada jenjang selanjutnya tetapi juga bagi pendidikan bagi semua warga negara. Mutu pendidikan bagi warga negara pada umumnya dan mutu pendidikan lanjutan pada khususnya sangat bergantung pada mutu pendidikan Sekolah Dasar. Sehubungan dengan hal itu maka sejatinya upaya bagi peningkatan kualitas belajar mengajar di jenjang Sekolah Dasar ini sangatlah penting mengingat sekolah dasar sebagai fondasi pokok yang melandasi kulaitas peserta didik dalam menempuh jenjang pendidikan selanjutnya. 1
Oleh karena itu, dalam rangka menuju mutu pendidikan dasar yang berkualitas, salah satu upayanya adalah melalui peningkatan mutu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Sekolah Dasar. Dan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu KBM khususnya mutu proses pembelajaran dan hasil belajar adalah melalui peningkatan kualitas profesionalisme guru terutama dalam hal kemampuan mengelola kelas. Arikunto (dalam Djamarah 2006:177) berpendapat “bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar yang seperti diharapkan.”Manajemen kelas ialah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan   menguntungkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan
Kemampuan guru dalam mengelola kelas meliputi kempuanya dalam mengontrol atau mengendalikan perilaku para muridnya sehingga mereka terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Karena diasadari atau tidak kemampuan guru dalam mengelola kelas sangatlah menentukan keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Tanpa adanya kemampuan seperti ini dalam diri seorang guru maka dimungkinkan segala yang diupayakan kaitanya dengan persiapan, proses maupun hasil yang diharapkan dari pembelajan yang dilakukan maka sulit untuk dicapai.
Dari hasil wawancara dengan guru kelas SD NEGERI 1 GENTING maka penulis mendapatkan berbagai informasi kaitanya dengan proses belajat mengajar yang pada intinya kendala yang dihadapi guru tersebut adalah suasana pembelajaran tidak bisa berjalan dengan efektif karena masih rendahnya kemampuan guru dalam melakukan pengelolaan kelas (manajemen kelas). Oleh sebab itu kemampuan guru dalam mengelola kelas perlu diupayakan oleh guru yang bersangkutan agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Pembuatan kontrak belajar sebagai sebuah strategi manajemen kelas setidaknya menjadi sebuah elternatif bagi guru dalam rangka mengupayakan terciptanya suasana pembelajaran yang terkontrol. Karena dengan kontrak belajar diharapkan masalah pengelolaan kelas akan lebih mudah dilaksanakan jika para siswa dapat memahami aturan – aturan tertentu di kelasnya yang merupakan keinginan sendiri dari hasil kesepakatan antara guru dengan siswa. Sehingga dengan tidak bermasalahnya guru dengan masalah pengelolaan kelas, maka proses pembelajaran efektif yang diharapkan pun dapat mudah tercapai. Berdasarkan uraian tentang latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk membahas proposal dengan judul “PEMBUATAN KONTRAK BELAJAR SEBAGAI SEBUAH STRATEGI MANAJEMEN KELAS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GENTING BOYOLALI”.

B.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.Bagaimana strategi yang perlu diterapkan oleh guru untuk mengantisipasi suasana pembelajaran yang tidak kondusif ?
2.Bagaimana strategi pembuatan kontrak belajar diterapkan oleh guru dalam melakukan pembelajaran di kelas ?

C.Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan objek yang diteliti adalah :
1.Untuk mengetahui strategi yang perlu diterapkan oleh guru untuk mengantisipasi suasana pembelajaran yang tidak kondusif
2.Untuk mengetahui strategi pembuatan kontrak belajar yang perlu diterapkan guru dalam melakukan pembelajaran di kelas

D.Manfaat Penelitian
Hasil diharapkan dapat bermanfaat kepada semua fihak yang terlibat dalam dunia pendidikan. Adapun manfaat yang diharapkan adalah :
1.Manfaat Umum
a.Dapat meningkatkan mutu pembelajaran di kelas
b.Dapat memberikan wawasan tentang strategi pembuatan kontrak belajar sebagai salah satu strategi dalam manajemen kelas
2.Manfaat Khusus.
a.Bagi guru, memberikan gambaran mengenai strategi dalam pengelolaan kelas untuk perbaikan proses pembelajaran.
b.Bagi sekolah, memberikan masukan tentang pentingnya strategi pembuatan kontrak belajar dalam pengelolaan kelas dalam mewujudkan peningkatan terhadap mutu pembelajaran di kelas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Kajian Teori
1.Pengertian Manajemen Kelas
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “Management“. Karena terbawa oleh derasnya arus penambahan kata pungut kedalam Bahasa Indonesia, maka istilah Inggris tersebut kemudian di Indonesiakan menjadi “Manajemen“. Arti dari Manajemen adalah pengelolaan, penyelenggaraan, ketatalaksanaan penggunaaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan. Maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan atau manajemen adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.
Didalam Didaktik terkandung suatu pengertian umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Sedangkan kelas menurut pengertian umum dapat dibedakan atas dua pandangan, yaitu pandangan dari segi fisik dan pandangan dari segi siswa.
Disamping itu, Hadari Nawawi juga memandang kelas dari dua sudut, yakni :
a.Kelas dalam arti sempit : ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti Proses Belajar Mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini, mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur kronologis masing-masing.
b.Kelas dalam arti luas : suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa kelas diartikan sebagai ruangan belajar atau rombongan belajar, yang dibatasi oleh empat dinding atau tempat peserta didik belajar, dan tingkatan (grade). Ia juga dapat dipandang sebagai kegiatan belajar yang diberikan oleh guru dalam suatu tempat, ruangan, tingkat dan waktu tertentu.
Definisi Manajemen Kelas menurut para ahli pendidikan:
DR. Hadari Nawawi berpendapat bahwa Manajemen Kelas diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah, sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
Johanna Kasin Lemlech, dalam bukunya Drs. Cecep Wijaya & Drs. A. Tabrani Rusyan mengatakan bahwa “Classroom management is the orchestration of classroom life : planning curriculum, organizing procedures and resources, arranging the environment to maximize efficiency, monitoring student progress, anticipating potential problems.“ Menurut definisi ini, yang dimaksud dengan Manajemen Kelas adalah usaha dari pihak guru untuk menata kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimumkan efisiensi, memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul
Dr. Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa “Manajemen Kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung-jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapainya kondisi yang optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.”
Drs. Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa “Manajemen Ke-las adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.”
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dan masih banyak lagi pendapat yang lain, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Manajemen Kelas merupakan upaya mengelola siswa didalam kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana/kondisi kelas yang menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu ikut terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah.

Tujuan Manajemen Kelas
Tujuan Manajemen Kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan, baik secara umum maupun khusus. Secara umum tujuan Manajemen Kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa untuk belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap, serta apresiasi para siswa
Adapun tujuan dari Manajemen Kelas adalah sebagai berikut :
a.Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
b.Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya. Dengan Manajemen Kelas, guru mudah untuk melihat dan mengamati setiap kemajuan/ perkembangan yang dicapai siswa, terutama siswa yang tergolong lamban.
c.Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untuk dibicarakan dikelas demi perbaikan pengajaran pada masa mendatang.

Pendekatan Dalam Manajemen Kelas
Pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam Manajemen Kelas akan sangat dipengaruhi oleh pandangan guru tersebut terhadap tingkah laku siswa, karakteristik watak dan sifat siswa, dan situasi kelas pada waktu seorang siswa melakukan penyimpangan. Dibawah ini ada beberapa pendekatan yang dapat dijadikan sebagai alternatif pertimbangan dalam upaya menciptakan disiplin kelas yang efektif, antara lain sebagai berikut :
a.Pendekatan Manajerial
Pendekatan ini dilihat dari sudut pandang manajemen yang berintikan konsepsi tentang kepemimpinan. Dalam pendekatan ini, dapat dibedakan menjadi :
1)Kontrol Otoriter
Dalam menegakkan disiplin kelas guru harus bersikap keras, jika perlu dengan hukuman-hukuman yang berat. Menurut konsep ini, disiplin kelas yang baik adalah apabila siswa duduk, diam, dan mendengarkan perkataan guru.
2)Kebebasan Liberal
Menurut konsep ini, siswa harus diberi kebebasan sepenuhnya untuk melakukan kegiatan apa saja sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dengan cara seperti ini, aktivitas dan kreativitas anak akan berkembang sesuai dengan kemampuannya. Akan tetapi, sering terjadi pemberian kebebasan yang penuh, ini berakibat terjadinya kekacauan atau kericuhan didalam kelas karena kebebasan yang didapat oleh siswa disalahgunakan.
3) Kebebasan Terbimbing
Konsep ini merupakan perpaduan antara kontrol otoriter dan kebebasan liberal. Disini siswa diberi kebebasan untuk melakukan aktivitas, namun terbimbing atau terkontrol. Disatu pihak siswa diberi kebebasan sebagai hak asasinya, dan dilain pihak siswa harus dihindarkan dari perilaku-perilaku negatif sebagai akibat penyalahgunaan kebebasan. Disiplin kelas yang baik menurut konsep ini lebih ditekankan kepada kesadaran dan pengendalian diri-sendiri.
b.Pendekatan Psikologis
Terdapat beberapa pendekatan yang didasarkan atas studi psikologis yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam membina disiplin kelas pada siswanya. Pendekatan yang dimaksud antara lain sebagai berikut :
1) Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku (Behavior-Modification)
Pendekatan ini didasarkan pada psikologi behavioristik, yang mengemukakan pendapat bahwa :
Semua tingkah laku yang baik atau yang kurang baik merupakan hasil proses belajar. Ada sejumlah kecil proses psikologi penting yang dapat digunakan untuk menjelaskan terjadinya proses belajar yang dimaksud, yaitu diantaranya penguatan positif (positive reinforcement) seperti hadiah, ganjaran, pujian, pemberian kesempatan untuk melakukan aktivitas yang disenangi oleh siswa, dan penguatan negatif (negative reinforcement) seperti hukuman, penghapusan hak, dan ancaman.
2) Pendekatan Iklim Sosio-Emosional (Socio-Emotional Climate)
Pendekatan ini berlandaskan psikologi klinis dan konseling yang mempradugakan Proses Belajar Mengajar yang efektif mempersyaratkan keadaan sosio-emosional yang baik dalam arti terdapat hubungan antara pribadi guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Guru merupakan unsur terpenting bagi terbentuknya iklim sosio-emosional yang baik. Guru diperlukan bersikap tulus dihadapan siswa, menerima dan menghargai siswa sebagai manusia, dan mengerti siswa dari sudut pandang siswa sendiri. Dengan cara demikian, siswa akan dapat dikuasai tanpa menutup perkembangannya. Sebagai dasarnya, guru dituntut memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan siswa, sehingga guru dapat mendeskripsikan apa yang perlu dilakukannya sebagai alternatif penyelesaian.
3) Pendekatan Proses Kelompok (Group Process)
Pendekatan ini berdasarkan pada psikologi klinis dan dinamika kelompok. Yang menjadi anggapan dasar dari pendekatan ini ialah : Pengalaman belajar sekolah berlangsung dalam konteks kelompok sosial. Tugas pokok guru yang utama dalam Manajemen Kelas ialah membina kelompok yang produktif dan efektif.
4) Pendekatan Elektif (Electic Approach)
Ketiga pendekatan tersebut, mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing. Dalam arti, tidak ada salah satu pendekatan yang cocok untuk semua masalah dan semua kondisi. Setiap pendekatan mempunyai tujuan dan wawasan tertentu. Dengan demikan, guru dituntut untuk memahami berbagai pendekatan. Dengan dikuasainya berbagai pendekatan, maka guru mempunyai banyak peluang untuk menggunakannya bahkan dapat memadukannya. Pendekatan Elektik disebut juga dengan Pendekatan Pluralistik, yaitu Manajemen Kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan Proses Belajar Mengajar berjalan efektif dan efisien. Dimana guru dapat memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut, sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dari penggunaannya untuk menciptakan Proses Belajar Mengajar berjalan secara efektif dan efisien. 2

2.Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.
Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotor. Tidak terbatas hanya penambahan pengetahuan saja. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya. Perubahannya tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tapi terutama hanya dalam potensi seseorang untuk berperilaku. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang diterima - hadiah atau hukuman - sebagai konsekuensi adanya perubahan perilaku tersebut. Perasaan bangga dalam diri karna dapat mengerti dan paham akan apa yang di pelajari3

3.Pengertian Kontak Belajar
Pengertian tentang kontrak belajar berdasarkan definisi dari PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru) Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Kontrak belajar adalah sesuatu (peraturan) yang telah dibuat dan disepakati oleh peserta didik dan pendidik yang hanya berlaku di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung, bagi yang melanggar akan mendapatkan hukuman sesuai kesepakatan kelas.
Pihak luar yang memasuki kelas tersebut ketika pembelajaran berlangsung harus menyesuaikan kontrak belajar yang menjadi peraturan kelas tersebut. Tujuan kontrak belajar ialah untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif dan nyaman, selain itu kontrak belajar cukup ampuh untuk mengajarkan kedisiplinan. Kontra belajar bukanlah peraturan yang dibuat berdasarkan paksaan melainkan kesepakatan. Adanya kontrak belajar di kelas, akan menegaskan batasan antara hak dan kewajiban siswa. Selain itu siswa dan guru akan terlatih untuk berhati-hati sebelum melakukan sebuah tindakan.

B.Kerangka Berpikir
Mengenai berbagai kendala yang sering dihadapi oleh seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran adalah sangat kompleks masalahnya. Kendala yang sering dihadapinya adalah guru kesulitan dalam mengontrol (memanejemen) kelas sehingga menyebabkan guru mengalami kesulitan melakukan pembelajaran secara efektif. Banyak diantara aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung membuat gaduh suasana kelas sehingga proses pembelajaran tidak bisa berjalan dengan efektif. Dengan berbagai metode yang digunakan guru seperti diskusi, ceramah maupun eksperimen guru sering mengalami kesulitan dalam mengontrol siswa sehingga dalam prosesnya siswa kurang bisa terlibat aktif didalamnya. Seperti pada saat guru menggunakan metode pembelajaran dengan model diskusi pada beberapa jenis mata pelajaran tertentu seperti IPA, IPS maupun bahasa indonesia. Kondisi di lapangan adalah siswa sering membuat suasana kelas menjadi gaduh dengan tingkah laku mereka seperti bermain, mengobrol dengan teman – temanya yang mengakibatkan suasana kelas menjadi tidak kondusif. Sehingga tujuan guru mengadakan diskusi agar siswa bisa saling tukar pikiran menjadi sulit untuk dicapai. Hal seperti ini tentulah tidak jauh beda ketika guru menerapkan model pembelajaran yang lain baik ceramah maupun eksperimen.
Dengan demikian menurut penulis dari berbagai masalah (kendala) yang dihadapi guru (narasumber) dalam proses pembelajaranya adalah suasana kelas yang tidak kondusif sehingga mengakibatkan pembelajaran tidak berjalan secara efektif. Dari penjabaran diatas maka yang mestinya menjadi perhatian bagi guru tersebut adalah guru perlu menerapkan strategi manajemen kelas agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat berlangsung secara efektif. Pembuatan kontrak belajar pada saat pembelajaran berlangsung sebagai sebuah strategi manajemen kelas setidaknya dapat menjadi siasat bagi guru dalam mengatasi masalah pengelolaan kelas. Kontrak belajar adalah sesuatu (peraturan) yang telah dibuat dan disepakati oleh peserta didik dan pendidik yang hanya berlaku di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung, bagi yang melanggar akan mendapatkan hukuman sesuai kesepakatan kelas.
Seperti pendapat Glasser (School Without Failure, 1969) dan Gordon (Lihat Duke 1979)4 yang menyatakan bahwa masalah pengelolaan kelas akan lebih mudah dilakukan jika para siswa dapat memahami aturan – aturan tertentu yang berlaku di kelas atau di sekolahnya, atau dikonsultasikan tentang perilaku yang diinginkan di kelas. Sejalan dengan pendapat tersebut maka pembuatan kontrak forum dapat menjadi sebuah strategi bagi guru dalam melakukan pengelolaan kelas agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat berlangung secara efektif sehingga tujuan pembelajaran yang diharapakanya dapat mudah tercapai.

C.Hipotesis Tindakan
Dengan guru melakukan manajemen kelas maka guru akan mampu mengontrol dan mengkondisikan suasana kelas menjadi lebih kondusif. Tentunya sebelum guru melakukan hal ini terlebih dahulu guru memahami dengan baik tentang hal – hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas agar nantinya guru tidak mengalami kesulitan dalam menerapkanya.
Menurut penulis dengan guru melakukan manajemen kelas maka suasana kondusif dalam proses pembelajaran akan dapat tercapai sehingga akan sangat menentukan keberhasilan proses belajar siswa. Apabila seorang guru mampu melakukan manajemen kelas dengan baik maka dimungkinkan siswa akan termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Selain itu siswa akan dengan sendirinya evaluasi dan kontrol diri dalam mengikuti pemebelajaran dengan guru tersebut.
Strategi yang dilakukan guru dalam menerapkan teknik manajemen kelas menjadi satu hal yang sangat vital untuk mencapai keberhasilan guru dalam menerapkan manajemen kelas. Karana bagaimanapun juga hal tersebut tidak bisa dipungkiri dari keberhasilan guru dalam memanajemen kelas. Dalam prakteknya, memang dalam melakukan manajemen kelas sangat melibatkan kemampuan (skill) guru itu sendiri. Pembuatan kontrak belajar sebagai sebuah strategi manajemen kelas setidaknya dapat menjadi alternatif bagi guru dalam menerapkan strategi manajemen kelas untuk keperluan penciptaan suasana belajar yang kondusif dan efektif.
Dengan mendasarkan pada pendapat Glasser dan Gordon, strategi pembuatan kontrak forum akan dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah pengelolaan kelas. Sebab ketika para siswa sudah sadar dengan sendirinya akan aturan – aturan tertentu yang berlaku di kelasnya terutama pada saat pembelajaran berlangsung maka masalah pengelolaan kelas akan lebih mudah untuk dilaksanakan oleh guru. Lebih dari itu akan sangat bermanfaat apabila guru sering menggunakan waktu untuk menjelaskan aturan – aturan tertentu yang berlaku di kelasnya bahkan guru dapat meminta saran – saran perbaikan atau penyempurnaan dari murid – murid sendiri agar peraturan tersebut menjadi aturan yang bias dihayati bersama. Oleh karena itu, dengan menggunakan strategi kontrak belajar, maka masalah pengelolaan kelas akan lebih mudah dilakukan oleh guru. Dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pun dapat dengan mudah untuk ditempuh.
Bentuk tindakan pembuatan kontrak belajar dalam proses pembelajaran di kelas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1)Menjelaskan kepada siswa tentang perlunya terjalin kerjasama yang baik antara guru dengan siswa selama proses pembelajaran kedepan. Dimana guru menjelaskan kepada siswa tentang kerja profesionalnya sebagai guru sekaligus menjelaskan kepada siswa tentang bagaimana harus bertingkah laku selama proses pembelajaran di kelas berlangsung.
2)Menanyakan secara lisan atau tertulis kepada siswa sekaligus mendiskusikannya mengenai alasan mengapa siswa perlu datang ke sekolah.
3)Guru meminta saran dari siswa dengan cara lisan atau tertulis mengenai beberapa aturan yang sederhana terkait bagaimana cara belajar yang baik di kelas yaitu pada saat proses pembelajaran berlangsung.
4)Guru memutuskan aturan – aturan mana yang dianggap penting sekaligus mendiskusikanya sekali lagi bersama siswa untuk menetapkan aturan – aturan mana yang menjadi kontrak belajar.
5)Guru mengusahakan agar setiap siswa berusaha mampu menciptakan suasana yang membantu mereka dapat belajar dan bekerja bersama secara serasi.5






















BAB III
METODE PENELITIAN


A.Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa-siswi kelas V SD NEGERI 1 GENTING.
B.Variabel yang Diselidiki
Dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini, variabel yang diamati yaitu terkait dengan siswanya itu sendiri, bagaimana kondisi pembelajaran dikelas berlangsung dan bagaimana susana serta aktifitas apa saja yang dilakukan oleh para siswa di kelas. Kemudian variabel yang kedua yaitu terkait denga gurunya itu sendiri yaitu mengenai bagaimana metode dan cara mengajar garu tersebut disaat mengajar dikelas. Bagaimana guru melakukan pengelolaan kelas atas pembelajaran yang dilakukan dengan cara pembuatan kontrak belajar.
Kemudian variabel yang ketiga yaitu terkait dengan ruangan kelas atau kondisi fisik kelas itu sendiri, apakah sudah memenuhi standar kelayakan pembelajaran kelas untuk di gunakan untuk kegiatan belajar mengajar, apakah sarana dan prasarana yang ada di kelas sudah lengkap. Variabel yang ke empat yaitu terkait dengan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas apakah lancar ataukah masih banyak kendala. Variabel yang kelima yaitu bagaimana minat dan semangat siswa di dalam menerima pembelajaran di kelas, apakah siswa sudah menunjukan kesiapan menerima pelajaran atau belum,
C.Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD NEGERI 1 GENTING Jalan Raya Selo – Boyolali KM.13, Genting, Kelurahan Genting, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali

D.Bentuk Penelitian dan Strategi Penelitian
1.Bentuk Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan, penelitian menekankan pada masalah proses, maka jenis penelitian ini adalah Kualitatif.
2.Rencana Tindakan
Penelitian ini menggunakan guru sebagai subyek atau peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini sendiri. Yaitu dengan menentukan strategi yang dipilih akan digunakan untuk mengamati, mengumpulkan informasi, dan untuk menyajikan analisis hasil penelitian serta untuk mendukung cara menetapkan sampel dan pemilihan instrumen penelitian yang nantinya akan digunakan untuk mengumpulkan informasi. Maka Untuk mengkaji permasalahan yang diteliti diperlukan suatu pendekatan penelitian melalui pemilihan strategi penelitian yang tepat yaitu meliputi perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflekting).6
Perencanaan (planning) meliputi materi apa yang akan di sampaikan, Meliputi penyampaian materi pelajaran, latian soal, pembahasan latian soal, tugas pekerjaan rumah ( kegiatan penelitian utama ) pembahasan PR, ulangan harian, pemberian pertanyaan di sela-sela menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. dan lain-lain.
Kemudian mengenai tindakan (acting) yaitu pengaktualisasian dari perencanaan, rencana apa saja yang akan di lakukan yaitu di wujudkan atau di lakukan pada tahap ini. Siklus I meliputi: pendahuluan, kegiatan pokok, dan penutup. Siklus II meliputi: (sama dengan siklus I ).
Sedangkan mengenai pengamatan (observing) yaitu kegiatan mengamati perubahan apa yang terjadi dalam proses pembelajaran setelah metode pembuatan kontrak belajar ini di terapkan pada para siswa.
Untuk tahap Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus – siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian. Refleksi (reflecting) yaitu kita memperkirakan atau bertanya pada diri kita sendiri, apa yang menyebabkan siswa menjadi seperti demikian dan bagaimana solusi terbaiknya dan apakah metode pembuatan kontrak belajar ini sudah sesuai dalam artian sudah mampu meningkatkan atau memperbaiki suasana pembelajaran di kelas ataukah masih belum, dan lain sebagainya.
3.Model PTK yang Digunakan
Model PTK yang di gunakan adalah Model Mc.Kernan. berikut adalah gambar model PTK yang di gunakan:
Gambar Model Mc.Kernan:

Penjelasan dari gambar model PTK diatas adalah sebagai berikut:
Pada siklus I: masalah yang teridentifikasii adalah siswa yang sering ramai, gaduh dan tidak memperhatikan gurunya pada saat proses pembelajaran di kelas berlangsung. Prediksi kebutuhanya yaitu siswa dimungkinkan jenuh dan bosan serta tidak begitu tertarik dengan cara mengajar gurunya. Kemudian untuk hipotesis dari permasalahan ini apakah dengan menggunakan metode pembuatan kontrak belajar dapat mengubah kebiasaan siswa yang seperti tersebut di atas?. Setelah itu guru mulai melakukan atau menerapkan metode pembuatan kontrak belajar tersebut pada saat proses pembelajaran di kelas berlangsung. Dari metode yang telah diterapkan tersebut jika kita melihat ada sedikit perubahan, namun juga masih cukup banyak siswa yang ramai sendiri. Dari evaluasi tindakan yang kurang begitu memuaskan tersebut maka guru perlu melakukan tindakan siklus yang ke II.
Pada siklus yang ke II ini hampir sama dengan siklus I yaitu dengan permasalahan dan perkiraan kebutuhan yang sama. Hipotesis juga sama, hanya trik atau penggunaan metode yang berbeda. Pada siklus yang ke II ini guru mulai menggunakan metode pembuatan kontrak belajar yang memberikan efek kesenangan pada siswa seperti hukuman bernyanyi, berpuisi ataupun menari didepan kelas apabila siswa tersebut membuat gaduh..
4.Indikator Kinerja
Indikator atau tolok ukur keberhasilan dari penelitian ini adalah apabila suasana kelas menjadi lebih kondusif dan kelas sudah tidak gaduh lagi. Selain itu para siswa sudah mulai sadar akan kebutuhan belajar dan mau mendengarkan guru yang sedang menyampaikan materi pelajaran dengan tenang dengan kesadaran mereka. Selain itu apabila para siswa sudah mulai tertarik dengan proses kegiatan pembelajaran di kelas. Maka suasana pembelajaran yang tercipta pun akan menjadi lebih efektif dan kondusif sehingga akan lebih mempermudah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru tersebut.

E.Sumber Data
Data atau informasi yang dikumpukan dan dikaji dalam penelitian meliputi :
1.Informasi, yaitu guru dan siswa
2.Arsip dan Dokumen
Dokumen : Daftar nilai.
3.Tes Hasil Belajar, Rencana Pembelajaran, Hasil Observasi.
4.Tempat dan Peristiwa
a) Tempat : ruang kelas
b) Peristiwa : proses belajar mengajar di kelas.


F.Teknik Pengumpulan Data
Sesuai bentuk penelitian tindakankelas dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pngumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.Observasi
Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi langsung yaitu peneliti secara langsung observasi ke kelas. Dengan cara peneliti mengamati proses pembelajaran secara langsung sekaligus untuk mengetahui fokus perhatian siswa dengan menggunakan teknik pembuatan kontrak belajar di kelas.
2.Pentaan Arsip
a.Arsip
Silabus tentang alokasi waktu dan tema yang diajarkan.
b.Dokumen
Berupa nilai formatif untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa sebelum dilakukan tindakan.
c.Tes
Tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan kemampuan setelah dilakukan tindakan.

G.Prosedur Penelitian
Untuk mempermudah penulisan laporan ini, maka perlu disusun prosedur yang sistematis dan berurutan sehingga hasil yang dicapai akan sesuai dengan yang diinginkan. Prosedur tersebut meliputi tahap persiapan, pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan penelitian. Untuk lebih jelasnya, prosedur penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1.Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilakukan mulai dnegan merencanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian. Dimulai dengan pengajuan masalah, pembuatan proposal penelitian, mengurus perijinan, menentukan lokasi penelitian, dan menyiapkan perlengkapan penelitian.
2.Tahap Pengumpulan data
Tahap ini meliputi berbagai aktivitas yang ada di lapangan untuk mengumpulkan dan menggali data yang relevan dengan tujuan penelitian.
3.Tahap Analisis Data
Dimulai dengan menganalisis seluruh data yang diperoleh dalam pengumpulan data dan merupakan data yang mendukung tujuan penelitian. Tahap analisis data terdiri dari analisis data awal dan analisis data akhir. Analisis data awal dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan telah mendukung maksud dan tujuan penelitian sehingga data yang diperlukan dapat terpisah dari data yang tidak dieprlukan. Sedangkan data yang dianalisis dalam analisis data akhir adalah keseluruhan data yang diperoleh dalam pengumpulan data dan mendukung tujuan penelitian. Karena data ini sudah melalui analisis data awal, maka data ini adalah data yang valid.
4.Tahap Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan setelah semua data dianalisis dengan teknik analisis data yang sesuai dengan penelitian. Penarikan kesimpulan didasarkan pada tujuan penelitian dengan didukung data yang valid, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
5.Tahap Penyusunan dan Penggandaan Laporan
Semua kegiatan yang berhubungan dengan penelitian dan hasil yang dicapai, ditulis dan dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam bentuk laporan yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Laporan yang sudah tersusun dan lengkap selanjutnya akan digandakan sesuai dengan kebutuhan.





DAFTAR PUSTAKA

Jasin, Anwar. 1996. Pengelolaan Kelas. Jakarta. PT.Grasindo
Dimyati, Mujiono, 1992, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta.
Popham, James. 1992. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta. Rineka Cipta
Basrowi, H.M dan Dr. Suwandi, MSi. 2008. Prosedur Penelitian.TindakanKelas. Bogor: Ghalia Indonesia
http://sekolah-dasar.blogspot.com/2009/02/pendekatan-dalam-pengelolaan-kelas.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar
http://laraasih.com/pendidikan/pentingnya-kontrak-belajar-di-kelas.lala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar